Sebuah stasiun ruang angkasa, memiliki sebuah sistem yang sangat komplek dengan subsistem yang saling terkait Struktur,
Listrik,Thermal kendali, Sikap tekad dan kontrol, Orbital navigasi dan
tenaga penggerak, Otomasi dan robotika, Komputasi dan komunikasi,
Dukungan lingkungan dan kehidupan, Fasilitas untuk kru, dan transportasi
kargo (barang/suplai). Hidup di stasiun ruang angkasa memiliki
banyak hambatan dan adaptasi terutama bagi mereka yang di haruskan
‘menetap’ disana dalam waktu panjang, hal hal itu seperti masalah daur
ulang sampah, tingkat radiasi yang tinggi, dan juga menghadapi gravitasi
rendah. Hal hal tersebut tentu bisa menyebabkan efek gangguan kesehatan
dan seperti yang kita ketahui bersama dalam kasus solar flare, semua
kehidupan saat ini dilindungi oleh medan magnet bumi, dan berada di
bawah sabuk Van Allen, so kesimpulan nya bekerja di
atas sana tentu memiliki resiko tersendiri dan hanya orang orang dengan
stamina tinggi lah bisa berangkat ke atas sana.
Untuk kedepan nya, masalah masalah tersebut diatas akan segera
diatasi dengan serangkaian penelitian tentang ketahanan hidup manusia di
antariksa, yang mana hasil penelitian tersebut di harapkan bisa membawa
para pekerja dalam jumlah banyak dan bisa bekerja dalam jangka waktu
yang lebih panjang dari sekarang. Kelak konsep yang ada akan berupa
sebuah ‘kota kecil berupa ruang ruang hidup’ di atas, namun
sayangnya hingga saat ini, hal itu masih berupa konsep yang masih sulit
di terapkan mengingat ongkos peluncuran yang mahal serta kemauan politik
negara yang bertindak sebagai operator stasiun ruang angkasa tersebut (
dalam hal ini ada dua raksasa negara yang berkuasa di atas sana, Amerika dan Russia). Bisa dibayangkan untuk sebuah Stasiun kecil saja memerlukan budjet yang sangat sangat besar.

ISS atau International Space Station,
adalah sebuah program antariksa dari beberapa negara besar yang akan
melakukan usaha bersama di angkasa. Negara negara tersebut antara lain Amerika
Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, Brasil, Belgia, Britania Raya, denmark,
Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol , Swedia, dan Swiss.
Karena ISS adalah akan berwujud sebuah stasiun besar, maka perakitan
nya sendiri di lakukan diatas mengingat komponen komponen sistem ISS tersebut sangat besar dan berat, hanya dengan bantuan Microgravity
(A very low gravity environment, which causes people and objects to be
practically weightless) lah semua komponen (70 komponen) bisa dirakit
menjadi satu bagian ISS dalam waktu enam tahun. Beberapa nama Stasiun Angkasa yang ada antara lain: DOS 2, Salyut, Cosmos, Mir, Skylab, Mir 2/Polyus, dan selanjutnya kelak adalah ISS.
Makanan Di Luar Angkasa

Makanan
makanan itu ternyata diciptakan dan diproduksi untuk para astronot dan
kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional oleh perusahaan induk
yang bernama
SPACEHAB / Johnson Engineering, dan
berbentuk dalam kemasan bersegel siap makan (jadi gak perlu lagi untuk
memasak nya). Mengenai Gizi? masalah gizi gak perlu khawatir, yang jelas
makanan ini sudah memenuhi standart makanan khusus para pekerja di
gravitasi rendah. so pasti sehat! dan yang lucu, bahkan es krim khusus
astronot pun ada. Untuk minuman nya, berhubung di atas sana sulit untuk
mendapatkan air, maka pemecahan nya adalah dengan melakukan purifikasi
terhadap air urine yang ada untuk di daur ulang menjadi air layak minum,
dan mengenai rasanya menurut beberapa Astronot memiliki rasa yodium
yang tajam, memang tidak ada pilihan lain untuk bisa terus eksis di
angkasa luar sana mengingat keterbatasan Makanan dan Minuman

Bentuk makanan bersegel untuk konsumsi astronot dan juga es krim
khusus astronot (gambar atas samping). Astronaut pertama China, Yang
Liwei (44), baru-baru ini meluncurkan otobiografi yang berjudul The Nine
Levels between Heaven and Earth. Salah satu rahasia misi yang ia
ungkapkan: ketahanannya di orbit Bumi adalah dengan mengonsumsi daging
anjing! “Banyak teman yang menanyakan apa yang kami makan (saat di luar
angkasa), mereka menduga kami memakan sesuatu yang mahal, seperti sirip
hiu,” ujar komandan Misi Shenzhou V pada 2003 itu, seperti diberitakan telegraph.co.uk, Kamis (13/5).
Padahal, kisah Yang dalam bukunya, daftar menu mereka “biasa” saja,
antara lain ayam dan ikan. Satu-satunya yang istimewa adalah daging
anjing yang diperoleh khusus dari kota Huajiang, Provinsi Guangdong.
Anjing asal kota itu, kata Yang, terkenal dengan nutrisinya. “Memakan
daging anjing membuat kami kuat melintasi orbit.” Memang, daging anjing
merupakan konsumsi umum di wilayah utara China, yang dipercaya berguna
untuk menghangatkan tubuh saat musim dingin. Menu yang sama juga
digunakan tahun lalu, saat astronaut China melakukan misi berjalan di
pesawat luar angkasa untuk pertama kalinya bagi negara itu.
Pakaian Sehari-hari
Dalam kabin, ruangan dijaga agar tetap bertekanan 1
Atmosfer, suhu dan kelembabapan. Oleh karena itu, para astronot tidak
memerlukan pakaian khusus kecuali pakaian warna oranye yang dipakai
ketika peluncuran dan saat kembali ke bumi. Para astronot mengenakan
pakaian yang sama dengan kita di bumi.Para astronot tidak bisa mencuci
pakaiannya di luar angkasa. Jadi, mereka membawa beberapa pakaian dalam
supaya bisa diganti setiap hari. Mereka juga membawa pakaian dan celana
dari bahan katun.Saat astronot mengerjakan tugasnya di luar angkasa,
mereka mengenakan pakaian khusus luar angkasa. Pakaian luar angkasa ini
adalah pakaian yang sangat kuat dengan berbagai macam fungsi yang telah
didesain untuk melindungi mereka dari lingkungan yang berbahaya bagi
kehidupan mereka, seperti radiasi dan keadaan vakum.
Mengelola Sampah
Di Stasiun luar angkasa tentu ruangan akan menjadi kotor dan banyak
sampah setelah makan. Di sela-sela tugas mereka, para astronot
membersihkan tempat makan, mengganti penyaring udara ruangan,
mengumpulkan sampah, serta membersihkan dinding dan lantai. Mereka
menggunakan deterjen cair, sarung tangan plastik, serbet pembersih
serbaguna, dan vacuum cleaner untuk membersihkan ruangan.Untuk
membersihkan ruangan, mereka menyemprotkan deterjen, mengelap dengan
serbet pembersih, dan menyedot debu-debu. Pada saat menggunakan
deterjen, mereka menggunakan sarung tangan. Sampah yang dikumpulkan dan
sarung tangan yang terpakai akan dibawa kembali ke bumi
Toilet Luar Angkasa

Di dalam pesawat luar angkasa tidak ada bak mandi atau shower, tapi
ada toilet. Toiletnya seluas 1 x 1 meter. Laki-laki dan perempuan
menggunakan toilet yang sama. Toiletnya mirip seperti toilet orang barat
yang kita gunakan di bumi. Meskipun demikian, ada sedikit perbedaan.
Para astronot mengikatkan tubuh mereka di toilet sehingga mereka tidak
melayang. Kemudian mereka menggunakan alat seperti vacuum-cleaner untuk
menyedot sampah buangan. Sampah buangan ini kemudian dikeringkan dalam
vacuum.Toilet tidak dipisahkan oleh pintu, melainkan hanya korden. Jadi,
kalian bisa bayangkan suara dari dalam toilet pasti terdengar dari
luar. Meskipun begitu, di dalam pesawat luar angkasa sangat bising.
Suara dari kipas angin, motor, dan alat-alat bising lainnya terlalu
berisik saat toilet digunakan, sehingga suara dari dalam toilet tidak
akan terdengar dari luar. Agar dapat duduk dengan pas di penyedot toilet
yang hanya berukuran 10 cm, para astronot menggunakan peralatan
pelatihan yang dilengkapi dengan kamera.
Selain membuat terobosan dengan membuat stasiun luar angkasa,
lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menciptakan alat
senilai 250 juta dolar AS guna mendaur ulang air seni astronotnya
menjadi layak minum. Cape Canaveral, Florida (ANTARA News | Finroll) –
“Kita telah banyak mengkaji kandungan kemih cukup dari yang dibutuhkan
dan diinginkan,” kata David Korth, direktur penerbangan NASA, layaknya
dilaporkan Irene Krotz dari Reuters.
Proyek stasiun angkasa itu senilai 100 miliar dolar AS yang
melibatkan 16 bangsa. Stasiun itu dibangun 220 mil di luar angkasa
selama lebih dari satu dekade. Sebelum daur ulang itu dimulai November
2008, NASA telah sukses terlebih dahulu mengujinya. “Orang-orang memilki
pengetahuan luas akan kandungan air seni, tetapi ilmu kimia mengubahnya
sebagai karya yang terkadang profesor sendiri tidak selalu mengerti.
Ada banyak parameter dalam kandungan kalsium di air kencing dan pH
(kadar asam),” kata ilmuwan Julie Robinson. Sementara itu, para insinyur
pusat penerbangan angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, berharap
perbaikan pesawat ulang alik Endeavour tepat waktu sesuai jadwal
peluncuran pada 7 Februari 2010 guna mengemban misi pembangunan stasiun
angkasa
Toilet Macet
Para astronot yang menghuni Stasiun Antariksa Internasional, kini
harus menghadapi antrian panjang untuk ke kamar mandi, karena toilet
utamanya macet. Antrian ke kamar kecil dan kamar mandi terjadi, terutama
pada saat jam istirahat. Macetnya toilet utama itu, karena saat ini
Stasiun Antariksa Internasional dihuni oleh 13 astronot, rekor tertinggi
jumlah penghuni di dalam stasiun antariksa tersebut. Di stasiun
antariksa, para astronot itu, sejak Ahad (19/7) tengah memasang pallet
peralatan dengan sepasang lengan robot.
Akibat macetnya toilet utama, astronot berebutan untuk menggunakan
toilet cadangan di bagian Rusia di stasiun antariksa itu dan di pesawat
ulang-alik Endeavour, yang datang berkunjung. “Pasang tanda `tak bisa
dipakai` di WHC (kompartemen kesehatan dan buangan),” kata Pemantau Misi
Hal Getselman, dilakukan setelah upaya tanpa hasil untuk melakukan
perbaikan, sebagaimana dilaporkan kantor berita Inggris, Reuters.
Kamar kecil tersebut, yang dihubungkan dengan sistem daur-ulang air
limbah di stasiun itu, telah menjadi kamar mandi utama semua awak. NASA
membatasi penggunaan toilet pesawat ulang-alik karena itu dapat menimbun
air limbah di dalam pesawat, seperti yang terjadi selama penerbangan.
Sampah air limbah dapat mencemarkan peron yang baru dipasang di stasiun
tersebut bagi percobaan ilmiah.
Instalasi mirip serambi tersebut dipasang di luar laboratorium
Jepang, Kibo, di stasiun itu selama astronot melakukan jalan di udara,
Sabtu. “Untuk saat ini, jika semua (anggota awak pesawat ulang-alik)
menggunakan toilet pesawat, itu akan menjadi masalah,” kata Direktur
Penerbangan Brian Smith. Jika toilet tersebut tak dapat diperbaiki dalam
waktu enam hari, itu dapat menjadi masalah yang lebih serius, tambah
Smith. “Kami belum tahu besarnya masalah,” katanya.
Busa tangki bahan bakar
Belum ada percobaan di atas peron baru tersebut. Semua itu akan
dilakukan belakangan selama keberadaan Endeavour, yang direncanakan
selama 11 hari. Anggota awak pada Ahad memindahkan satu pallet
suku-cadang ke stasiun tersebut, dengan menggunakan lengan robot di
pesawat ulang-alik dan stasiun itu. NASA juga memiliki rencana pada Ahad
untuk menguji busa di tangki bahan bakar luar yang diperuntukkan bagi
peluncuran pesawat ulang-alik Discovery bulan Agustus ke stasiun
antariksa itu. NASA memiliki tujuh misi setelah misi Endeavour guna
menuntaskan pembuatan pos terdepan orbit dengan nilai 100 miliar dolar
AS dan memensiunkan armada ulang-alik tersebut. Tangki Endeavour
menyimpan sangat banyak busa penyekat dengan cara yang tak pernah
terlihat selama peluncuran pesawat ulang-alik sebelumnya.
NASA merancang-ulang tangki itu dan melakukan pemeriksaan setelah
kehilangan pesawat ulang-alik Columbia pada 2003 akibat dampak puing
buih selama peluncuran. Kerusakan yang timbul pada penahan panas
mengakibatkan pesawat ulang-alik tersebut pecah berantakan saat kembali
memasuki atmosfir untuk mendarat. Semua tujuh astronot di dalamnya tewas
dalam kecelakaan tersebut.
Manajer program pesawat ulang-alik John Shanno mengatakan kepada
Reuters potongan busa yang hilang dari tangki Endeavour sedikit
dibandingkan dengan sebanyak 1 kilogram yang menubruk sayap Columbia.
Tangki Endeavour juga diduga telah melepaskan kebanyakan puingnya
belakangan selama naik, ketika kekuatan aerodinamika terlalu lemah untuk
menghempaskan buih itu ke dalam pesawat dan mengakibatkan
kerusakan.”Kelihatannya buih ini, dan caranya keluar, takkan menjadi
masalah. Kamis masih melakukan pemasangan ulang,” kata Shanno dalam satu
surat elektronik. Sebelum Discovery diizinkan diluncurkan, NASA perlu
memastikan lembaga tersebut memahami mengapa tangki Endeavour
mengucurkan buih dan yakin bahwa peristiwa serupa takkan terjadi lebih
cepat selama pesawat tersebut naik dan tak menimbulkan bahaya
Kesehatan Astronot

Setiap
astronot di pesawat luar angkasa memiliki tugas khusus. Masing-masing
telah dibekali pelatihan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas
tersebut. Untuk pertolongan kesehatan, Tim Bagian Kesehatan adalah
kelompok yang diberikan tugas tersebut. Tim Bagian Kesehatan telah
dilatih tidak hanya untuk memberikan pertolongan pertama, tapi juga
untuk memberikan pertolongan medis seperti menjahit luka dan memberi
injeksi. Semua astronot telah dilatih untuk memberikan pertolongan pada
orang yang terkena serangan jantung. Banyak peralatan kedokteran dan
obat-obatan di dalam kotak medis pesawat luar angkasa. Perlengkapan ini
dibutuhkan untuk mengobati luka ringan dan cedera selama penerbangan
pesawat. Perlengkapan ini juga berguna dalam menstabilkan kondisi
astronot saat terbang kembali ke bumi.
Hiburan Astronot dan Internet
Para astronot diperbolehkan membawa barang-barang mereka sendiri.
Mereka dapat menghabiskan waktu luang mereka dengan membaca buku favorit
mereka, mendengarkan musik, dll. Karena bumi dan bintang-bintang
terlihat indah dari jendela pesawat luar angkasa, mereka juga sering
memandangi jendela dan mengambil foto.Di Stasiun Luar Angkasa
Internasional, mereka dapat menonton film dari DVD, dan sekali seminggu
mereka dapat berbicara dengan keluarga mereka di bumi. Selain itu para
astronot juga sekarang bisa ber internetan layaknya kita yang ada di
bumi !
Bahkan mewabahnya situs jejaring seperti Facebook atau Twitter
sudah menjangkit sebagian besar manusia di dunia, juga bukan halangan
bagi para astronot. Dengan teknologi sangat tinggi, untuk pertama
kalinya, astronaut di luar angkasa akhirnya bisa mengakses internet.
Timotius (TJ) Creamer, awak Stasiun Luar Angkasa Internasional, telah
bekerja dengan pengendali penerbangan untuk membangun akses internet
dari pos orbit sejak peluncuran pada bulan lalu. Tidak sia-sia, pada
Jumat (22/1), usaha tersebut terbayar. Ia berhasil mengirim
posting pertama lewat
Twitter dari luar angkasa. “Halo Twitterverse! Kami kini langsung
tweeting dari International Space Station. Pertama kalinya
tweet dari angkasa!

,” tulis Creamer. Selain dia, ikut juga kosmonaut Rusia Oleg Kotov dan
astronaut Jepang Soichi Noguchi Sebelumnya, astronaut harus mengirim
status terbaru seperti
Twitter melalui
e-mail ke pengontrol misi di Houston. Kemudian pengontrol mem-
posting-nya di
tweets.
Awak Stasiun Luar Angkasa Internasional sekarang dapat menggunakan
laptop untuk mencapai komputer di pengontrol misi sehingga bisa
menjelajah
Web. Akses internet jarak jauh ini mungkin terjadi jika ada hubungan komunikasi berkecepatan tinggi.
Peristiwa itu diharapkan mampu memberikan dorongan moral yang besar.
“Mereka berkomitmen untuk menghabiskan berbulan-bulan untuk jauh dari
keluarga dan teman-teman. Ini keadaan unik dari isolasi,” kata juru
bicara NASA Kelly Humphries. “Kami berharap hal itu dapat meningkatkan
semangat kerja dan produktivitas,” ujarnya. Namun, itu bukan berarti
astronaut akan bisa bebas berinternet. Mereka akan tetap tunduk pada
pedoman akses internet yang sama seperti pegawai pemerintah lainnya,
yaitu tidak mengganggu pekerjaan. “Itu tergantung individu,” kata
Humphries sambil tertawa kecil. “Jadi, mereka akan mengerjakan pekerjaan
mereka terlebih dahulu,” ujarnya.
Para astronot NASA yang kini sedang mengemudikan pesawat ISSS sudah menerima software khusus untuk dapat menginformasikan update
keadaannya melalui koneksi nirkabel yang dapat mengakses internet. Oleh
sebab itu mereka pun dapat turut meramaikan jejaring sosial ternama
tersebut, seperti yang dilakukan salah satu astronot bernama T.J Creamer
dimana ia menggunakan akses pertama ini untuk memposting tweet pada
akun Twitter-nya melalui stasiun luar angkasa.
Akses internet pribadi yang disebut Crew Support LAN ini
memfasilitasi komunikasi dari dan ke stasiun sehingga para astronot
dapat
browsing dan menggunakan internet. Sistem ini pada
dasarnya secara langsung memberikan komunikasi pribadi bagi mereka.
Sebelumnya pun sejak periode dimana stasiun secara aktif berkomunikasi
dengan bumi menggunakan komunikasi Ku-band berkecepatan tinggi, para
astronot dapat memiliki akses jarak jauh ke internet melalui komputer.
Para astronot tersebut menggunakan
notebook dan berinteraksi menggunakan
keyboard touchpad mereka.
Sebelum mengirimkan pesan pada Twitter, astronot terlebih dahulu harus mengirimkan
email
ke bumi dimana terdapat dukungan akses pribadi mereka ke akun Twitter
masing-masing. Tentu saja hal ini akan sangat menarik, karena dengan
pemanfaataan teknologi secara tepat, kita bisa saling berkomunikasi
sekalipun sedang berada di ruang angkasa.
Virus Komputer
Ternyata virus komputer tak hanya ditemui di bumi tapi sudah
melanglang ke luar angkasa. Badan antariksa Amerika NASA baru saja
mengkonfirmasikan bahwa virus komputer sudah merasuki sejumlah komputer
di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Virus jenis ‘worm’ itu
ditemukan pada beberapa komputer laptop yang digunakan para astronaut
untuk mengirim dan menerima email dari ISS dengan merelay lewat pusat
pengendali misi luar angkasa di Texas, kata juru bicara NASA Kelly
Humphries.
Virus itu dilaporkan sebagai
malicious software yang dapat mencuri password atau data sensitif lainnya dengan mengirimkan informasi yang didapat itu kepada para
hacker
via Internet. Komputer-komputer laptop yang terserang virus itu
sebenarnya tidak terhubung ke sistem pusat pengendali misi luar angkasa
NASA atau Internet. “Para kru tengah bekerjasama dengan tim di bumi
untuk membasmi virus itu dan menyiapkan langkah-langkah untuk
mengantisipasi kejadian seperti ini di masa mendatang,” kata Humphries.
Ia menegaskan bahwa virus itu belum mengganggu operasional di ISS.
ISS mengorbit bumi sekali setiap 90 menit di ketinggian sekitar 350
kilometer (217 mil). NASA saat ini masih menyelidiki bagaimana virus itu
masuk ke computer apakah bersembunyi di memory drive yang digunakan
untuk menyimpan musik, video atau file digital lainnya. Menurut
Humphries, ini bukan kejadian pertama kalinya virus komputer ikut parkir
di ISS
Puasa, Lebaran, Shalat dan Suara Adzan di Luar Angkasa
Sheikh Muszaphar Shukor, seorang Astronaut muslim berwarga negara
malaysia yang ikut bergabung dalam Tim Soyuz dalam misi 10 hari ke Luar
Angkasa di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Tergabung dalam Tim
tersebut adalah kosmonaut Rusia Yuri Malenchenko dan Astonaut Amerika
Peggy Annette Whitson, yang lepas landas dari Kosmodrome Baikonur,
Kazakhstan, Rabu 10 oktober kemarin.
Dr Sheikh Muszafhar Shukor, pria yang sehari-harinya bekerja di
sebuah rumah sakit di Malaysia, berhasil menyisihkan 11 ribu
pesaingnya. Ia akhirnya meluncur ke angkasa pada tanggal 10 Oktober
2007 lalu. Sesuai dengan keahliannya sebagai dokter bedah ortopedik, di
luar angkasa ia menjalani eksperimen yang terkait dengan bedah tulang.
Penelitian bukanlah satu-satunya misi Sheikh Muszafhar di luar
angkasa. Ia juga membawa misi relijius yang sangat penting. Ia ingin
melaksanakan shalat di luar angkasa, sekaligus mengabarkan kepada dunia
bahwa shalat adalah ibadah yang sangat agung. Ibadah yang tidak boleh
ditinggalkan kapan dan di mana saja, termasuk ketika berada di luar
angkasa.
Bersama tiga astronot lainnya, ia mengangkasa selama 12 hari. Waktu
itu umat Islam di bumi sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagai orang
Islam, Sheikh tetap menjalankan ibadah itu meski berada ribuan mil dari
bumi. Dan ia mengaku, berpuasa di langit jauh lebih nyaman dan khusyuk.
Selain karena tidak merasa haus, lapar, atau lelah, ia juga bisa melihat
beragam tanda-tanda kekuasaan Allah.
Di angkasa, Sheikh menjalankan sejumlah eksperimen yang diamanahkan
kepadanya. Di atas sana, ia menjalankan fungsinya sebagai dokter dengan
penelitian-penelitian biologis dan kimiawinya. Menurut Sheikh, 12 hari
ternyata tidak cukup panjang untuk menjalankan semua eksperimennya.
Sheikh tidak bisa menyembunyikan rasa puas dari perjalanannya ini.
Bukan saja karena ia berhasil melakukan penelitian, sebagaimana yang ia
rencanakan. Di luar angkasa ia bisa menjumpai banyak sekali tanda
kekuasaan Allah. Yang tak mungkin terlupakan, ketika ia mendengar suara
adzan di sana.
Jadi bagi
Dr. Sheikh Muszaphar Shukor, ibadah puasa
yang sedang dijalaninya di bumi saat ini dan lebaran nantinya tetap akan
dilaksanakan walaupun dirinya berada di luar angkasa. Uniknya,
penentuan waktu Sholat, arah kiblat, imsak dan berbuka selama berada
disana tidak sama dengan dibumi. Karena Stasiun antariksa mengelilingi
Bumi sebanyak 16 kali dalam 24 jam! Dan itu berarti Ia akan menemui 16
kali matahari terbit dan terbenam, yang sama halnya 16 kali bertemu
waktu imsak dan berbuka dalam sehari (waktu dibumi) Dan waktu sholatnya
pun bisa berlipat hingga 80 kali dalam sehari.
Kalau begitu puasanya cuma 1,5 jam.
Gunakan Robot Astronot

Sejak pertama Neil Amstrong menjejaki bulan, sampai saat ini
ekspedisi yang dilakukan di bulan masih saja terus berlangsung.
Mengamati setiap tanda-tanda kehidupan dan masih banyak hal yang belum
terjawab dari berbagai pertanyaan di benak para ilmuan, membuat para
astronot pun terus-menerus menjelajahi luar angkasa demi menemukan
jawaban dan jawaban tersebut.
Sayangnya manusia tentu saja punya keterbatasan dimana kehidupan
manusia normal di bumi masih butuh makan, udara dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan yang dialami astronot, punya keterbatasan yang
menyebabkan tak selamanya para astronot tersebut bisa berada
berlama-lama di luar angkasa tanpa kembali. Solusi yang bisa diberikan
adalah dengan bantuan robot, namun ini masih saja terus menjadi
eksperimen dimana pembuatannya pun tentu tak mudah dan membutuhkan waktu
yang cukup lama pula. Salah satu yang kini sedang bereksperimen dengan
robot untuk bisa menjelajahi bulan adalah perusahaan ternama Toyota yang
mana telah sempat mempresentasikan proyeknya dengan judul ‘Realization
of Moon Exploration Using Advanced Robots by 2020′.
Rencana penggunaan robot ini memang diusahakan dengan perencanaan
cukup matang dan jauh-jauh hari sekali karena selain membutuhkan dana
yang cukup besar tentu perlu perhitungan dan rancangan benar-benar
detail. Rencananya robot partner Toyota ini dirancang untuk dapat
memasang sendiri pengisi dayanya, melakukan lompatan mekanis dan
melakukan serangkaian kegiatan ekplorasi seperti halnya yang dilakukan
oleh para astronot. Robot ini juga didesain cukup kuat untuk dapat cocok
dengan suhu bulan sehingga tidak rusak ketika melakukan aktivitasnya di
bulan. Tentu ini akan menjadi eksperimen panjang dan cukup mendalam
nantinya. Tapi semoga saja proyek robot ini bisa berhasil sehingga ilmu
astronomi di dunia bisa bertambah dan lebih berguna nantinya.
Bekerja sebagai astronot di ruang angkasa tidaklah mudah. Lingkungan
yang jauh berbeda kadang menyulitkan mereka untuk bisa beradaptasi.
Mungkin akan sangat membantu sekali kalau para astronot memiliki asisten
yang dapat bekerja keras tapi asisten selain dari manusia yaitu robot.
Rabonout Dari NASA
Para ahli di badan antariksa Amerika, kini tengah bekerjasama dengan
para ilmuwan dari General Motors, mengumumkan pengembangan Robonauts,
robot penolong yang sangat cocok membantu para astronot yang bekerja di
stasiun luar angkasa. Prototipe robot baru ini cocok untuk berbagai
tugas berat, yang masih sulit untuk dilakukan oleh manusia. Robot ini
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dan rumit di ruang angkasa,
seperti memperbaiki teleskop, atau membuat perbaikan di International
Space Station (ISS). Mesin-mesin itu dirancang khusus sehingga mereka
dapat melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan dan
kekuatan.Robonaut 2 adalah versi baru dan lebih baik dari generasi
pertamanya. Robot ini dikembangkan oleh NASA dan US Defense Advanced
Research Project Agency (DARPA) lebih dari satu dekade yang lalu. Tapi
versi terbaru jauh lebih kuat, lebih tepat, dan jauh lebih terampil
daripada model sebelumnya. Ron Diftler mengungkapkan bahwa insinyur dari
Houston, Texas-based Oceaneering Space Systems juga terlibat dalam
pekerjaan ini.Salah satu hal yang benar-benar menonjol mengenai
mesin-mesin baru adalah kenyataan bahwa mereka memiliki empat sendi ibu
jari, prototipe yang dulu cuma memiliki tiga jari saja, yang berarti
bahwa prototipe baru dapat lebih terampil dan tepat dalam bekerja. “Ibu
jari jelas berperan penting, membuat kita menjadi spesies dominan di
planet ini. Selain itu lebih fleksibel jika menggunakan sarung tangan di
ruang angkasa.” kata ilmuwan NASA. Selain itu, juga dapat mengangkat
beban yang melebihi dari 10 kilogram serta bergerak pada kecepatan 4,5
mil per jam.“Kami memasukkan lebih banyak sensor baik pada lengan dan
jaringannya, sehingga jika terjadi kontak dengan astronot secara tak
terduga, bisa dihentikan pada saat yang sama,” kata Diftler. Dia
menambahkan bahwa hal ini dilakukan dalam rangka untuk membuat robot
aman untuk interaksi dengan manusia. Mesin itu juga dilapisi kain
lembut, yang tujuan utamanya adalah untuk bantalan dan untuk mencegah
rusaknya kostum ruang angkasa. Beberapa misi utama yang R2 akan perlu
lakukan adalah untuk dapat mengubah selimut termal pada objek di ruang
angkasa dan juga membawa alat-alat di sekitarnya. Pada titik ini,
tugas-tugas ini sangat rumit untuk dilakukan para astronot serta
menghabiskan waktu yang cukup lama.
Robot Astronot Jepang
Sebagai negara yang menyanjung tinggi budaya, Jepang juga dikenal
sebagai negara yang mengedepankan teknologi robotnya. Nah, Anda masih
ingat mungkin beberapa tahun lalu, tahun 2006, dimana negara tirai bambu
tersebut pernah mengatakan untuk menempatkan robot-robotnya di bulan.
Sepertinya hal itu masih menjadi keinginan besar untuk diwujudkan.
Suatu badan bernama Strategic Headquarters for Space Development di
Jepang, mengatakan bahwa mereka berharap akan dapat membuat robot
berbentuk manusia (memiliki dua kaki) melintasi permukaan satelit di
tahun 2020. Tentunya ini diharapkan dapat membantu kinerja para astronot
nantinya.
Ballpoint Khusus DuiLuar Angkasa

Space (juga dikenal sebagai Zero Gravity Pen), dipasarkan oleh Fisher
Space Pen Company, merupakan sebuah pena yang menggunakan tinta kartrid
bertekanan dan diklaim untuk menulis di gravitasi nol, terbalik, dalam
air, di atas kertas basah dan berminyak, pada setiap sudut, dan di
rentang suhu ekstrim.
The Fisher Space Pen diciptakan oleh pengusaha Amerika dan pena
produsen Paul C. Fisher dan diproduksi di Boulder City, Nevada, Amerika
Serikat. Paul C. Fisher pertama dipatenkan AG7 “anti gravitasi” pena
pada tahun 1965.
Model :
Ada dua bentuk dari pena: AG7 “Astronaut Pen”, sebuah pena ditarik
panjang dan tipis berbentuk seperti ballpoint biasa, dan pena “Bullet”
yang non-retractable, lebih pendek dari ballpoints standar saat ditutup,
tapi fullsize ketika tutup yang diposting di bagian belakang untuk
menulis.
Beberapa model Fisher Space Pena (Salah satunya adalah the
“Millennium”) yang diklaim dapat menulis untuk seumur hidup atau
sepanjang 30,7 mil (sekitar 48,15 kilometer).Hari ini i-dus.com
bertemakan tentang” Pen khusus buat NULIS di LUAR ANGKASA!!.
Bullet Pen

Standard Pen
Isi ulang standar Space Pen juga dapat digunakan dalam semua pena
seperti Pen Parker ballpoint, dengan menggunakan adaptor plastik kecil
yang disertakan dengan setiap isi ulang. Fisher juga membuat isi ulang
Space Pen-tipe yang sesuai pena Cross, salah satu yang sesuai dengan
gaya tahun 1950-pena PaperMate (atau pena yang menggunakan jenis isi
ulang), dan “universal” isi ulang yang sesuai dengan beberapa pena
bolpoin lainnya.
Teknologi :
Terbuat dari tungsten carbide dan tepat dipasang untuk mencegah
kebocoran. Sebuah float geser memisahkan tinta dari gas bertekanan.
Tinta thixotropic dalam kedap udara dan bertekanan reservoir diklaim
menulis untuk tiga kali lebih lama dari bolpoin standar. Pena bisa
menulis di ketinggian 12.500 sampai dengan kaki (3.810 m). tinta ini
dipaksa keluar oleh kompresi udara pada tekanan hampir 35 pound per
square inch (240 kPa). Operasi suhu berkisar dari -30 hingga 250 derajat
Fahrenheit (-35 hingga 120 derajat Celsius). Pena memiliki umur simpan
diperkirakan 100 tahun.
Space Pen digunakan dalam U.S. and Russian space programs seperti misi Apollo 11.